Senin, 28 Juni 2010

NASKAH DRAMA KAROLINA r_r

1.
KDRT

Para pelaku : Ibu Mayang (istri)
Pak Rio (suami)
Wulan (anak)

Tempat dan suasana

Drama ini terjadi di sebuah rumah, tepatnya di ruang tamu dan di kamar. Di dalam rumah itu ada perlengkapan kursi, meja, dan perabotan-perabotan rumah tangga lainnya yang tidak begitu mewah. Semuanya sederhana.
Ketika itu pukul 8 malam. Rio yang telah memiliki seorang istri dan satu anak pulang dengan membawa suasana yang sama sekali tidak ramah.

Pak Rio : “May…, Mayang! Buka pintunya!” (sambil menggedor-gedorkan
pintu).
Ibu Mayang : (Buru-buru membuka pintu) “Mas…, udah pulang ya? Mas pasti capek. Aku buatkan air hangat biar sekalian untuk mandimu ya, Mas….”
Pak Rio : “Alah! Jangan banyak basa-basi. Mana kau simpan surat tanah rumah ini?! Mana, he?!”
Ibu Mayang : “Untuk apa, Mas? Mas baru saja pulang. Kenapa tiba-tiba Tanya soal surat tanah?”
Pak Rio : “Aku bilang diam!” (mulai masuk ke kamar dan sibuk mencari surat tanah itu).
Ibu Mayang : “Mas, jangan… Itu harta kita satu-satunya , Mas…. Jangan kau ambil….”
Pak Rio : (Tak perduli dengan kata-kata istrinya) “Sana cari! Bantu aku cari itu…. Ayo!”
Ibu Mayang : “ Tidak, Mas… Surat tanah itu ga ada di sini”
Pak Rio : “ Terus di mana?” (sambil terus membongkar-bongkar segalanya yang ada di kamar itu).
Ibu Mayang : “Ga! Aku ga akan beritahu kamu, Mas…. Coba bilang padaku, Mas. Untuk apa kau cari surat tanah itu?”
Pak Rio : (Berhenti sejenak, lalu memandang istrinya dengan tatapan yang beringas) “Apa?! Coba kau ulangi lagi perkataanmu tadi! Kau tidak mau berikan surat itu padaku, iya?! Kamu tahu, May… . Aku punya banyak hutang. Aku ga mampu membayar semua hutang-hutangku pada dep collector itu….”
Ibu Mayang : “Apa?! Hutang?! Sejak kapan kau punya hutang, Mas…? Kita ini miskin. Jangan kau persulit lagi keadaan kita, Mas….”
Pak Rio : (Mulai panas hatinya. Saat itun juga ia menampar pipi kanan istrinya)
“Mayang! Sudah kukatakan, kau jangan banyak bicara. Aku butuh itu sekarang. Cepat Bantu aku temui surat itu! Kalau tidak….”
Ibu Mayang : (Menangis menahan perih bekas tamparan suaminya)
“Kalau tidak apa?! Kau telah tega menampar aku, Mas….
Kau kejam!”
Pak Rio : (Untuk kedua kalinya pak Rio menampar pipi istrinya. Kali ini tamparan itu mendarat di pipi kirinya) “Atau kamu menyesal!”

Saat itu pula, Wulan, anak mereka datang menemui kedua orang tuanya di kamar mereka. Wulan yang usianya masih 10 tahun langsung mendekati ibunya yang menangis.

Wulan : “Ayah…, jangan tamper ibu lagi. Ibu ga salah apa-apa, Ayah….”
Pak Rio : “Wulan! Kamu jangan ikut campur urusan orang tua….
Ibumu pantas ayah perlakukan begitu.”
Wulan : “Ayah jahat!” (mulai menangis bersama ibunya).

Saat itu pula, Pak Rio tak perduli dengan tangisan anak dan istrinya. Justru yang ia lakukan adalah mencari kembali surat tanah itu. Kemudian….

Pak Rio : “Waw! Ini yang aku cari.” (Tersenyum menatap surat tanah bermap merah dan mengambilnya) “Ini apa, he?! Ini surat tanah, kan?! Kau bohong padaku, May….” (Sambil memperlihatkan surat tanah itu ke hadapapan istrinya).
Ibu Mayang : “Mas, kumohon jangan…. Jangan kau ambil itu, Mas…. Pikirkan keadaan kita….”
Pak Rio : “Mayang! Justru ini jalan satu-satunya untuk memperbaiki kehidupan kita. Kita bisa mengontrak rumah di tempat lain setelah kita bayar semua hutang itu . Kau mau kita dicari-cari terus oleh dep collector itu, he?! Kau mau?! Aku malu, May….”
Ibu Mayang : “Tapi Mas….”
Pak Rio : “Diam! Aku ga butuh komentar kamu! Sekarang aku mau pergi. Aku gadaikan surat tanah ini!”
Ibu Mayang : “Mas, jangan…, kumohon….” (Masih menangis sambil mengikuti suaminya yang hendak keluar rumah).
Wulan : “Ayah, jangan pergi, yah….”
Pak Rio : (Terus pergi keluar rumah seraya diikuti istrinya).
Ibu Mayang : “Mas…, berikan surat itu padaku….”
Pak Rio : “Sudah! Jangan ikuti aku!”
Ibu Mayang : “ Tidak Mas. Aku harus ambil surat tanah itu. Kembalikan Mas….”

Karena tidak tahan dengan sikap istrinya, secara kalap tiba-tiba Pak Rio mendorong kuat-kuat istrinya. Istrinya jatuh tersungkur ke dinding ruang tamu, dan saat itu juga Wulan yang sempat melihat ade3gan itu langsung berteriak.

Wulan : “Ibu….” (Seraya menghampiri ibunya dan terus menangis).

Saat itu pula Ibu Mayang mengucurkan darah segar di pelipisnya. Dia
pun pingsan. Sementara Pak Rio tak perduli dengan keadaan istrinya itu Dia malah pergi meninggalkan mereka.

Wulan : “Ayah…. Tolong ibu, yah….
Jangan pergi…!” (Lalu menyadarkan ibunya sambil menangis).

Wulan pun hanya bisa berbuat sesuatu. Ia harus meminta pertolongan kepada tetangga mereka untuk membawa ibunya ke rumah sakit.



2.
SAHABAT ITU YANG DIPILIH

Ini kisah menceritakan para pemuda yang berstatus sebagai santri yang tinggal di 1 kamar, namanya F3. Mereka adalah sahabat yang selalu kompak dan setia kawan. Pada suatu ketika mereka bercanda ria dan bergurau satu sama lain. Pada suatu hari si Ahmad jatuh cinta pada seorang wanita yang bernama Kanaya. Dia sangat ngebet sekali pada si cewek. Akan tetapi Ahmad orangnya memang tertutup. Tapi akhirnya teman-teman kamarnya curiga karna restu sering ngelamun dan tersenyum sendiri dan terjadilah guyonan dari teman- teman kamarnya. Dan Ahmad pun bercerita karena dirayu oleh teman-temannya. Namun tanpa disangka-sangka di antara teman Ahmad ada yang juga suka kepada Kanaya. Dan dia marah mendengar penjelasan Ahmad itu. Dia bernama Najib Syahreza,anak saudagar bawang.
Terjadilah permusuhan di antara mereka berdua dan akhirnya mereka memilih persahabatan dari pada bermusuhan gara-gara wanita.

TOKOH-TOKOH
Peran utama: Ahmad
Peran pembantu: Najib, Kanaya, Fauzan, Ardi.
Peran figuran: Imran, Tedy



Pada suatu hari asrama Muhibbien, tepatnya di kamar F3 terdengar perbincangan diselai canda tawa.

Imran: Eh... tau gak sekarang tanggal berapa?
Tedy: Ada apa kamu tanya-tanya tanggal? Memang ada yang penting ya?
Imran: Hehehe... Gak da apa-apa sih. Cuma aku dah nipis nih uang jajan hampir ludes.

Najib ikut nimbrung saat itu.

Najib: Sekarang tanggal 21 April yo... Makanya jangan boros jadi orang itu, terus kalau sudah gini kamu pasti mau pinjam uang lagi yah ma aku...
Imran: He...he... kok tau...?
Fauzan : Yah..., gimana gak mau tau. Wong itu sudah jadi
tradisi kamu kalau kirimannya habis pinjam ke Najib.
Imran: Yah kan gak papa aku ganti entar kalau udah ada kiriman. Lagian Najib kan uang jajannya banyak.
Lalu Tedy yang tadinya tidur bangun ikutan menyahut.
Tedy: Yah kalau Najib itu kan anaknya juragan bawang jadi santai aja kan jib... Tinggal minta aja ma ayahmu...
Najib: Yah makasih ocehannya...

Dan beberapa hari kemudian di sekolah...

Bruk.....(Ahmad tidak sengaja menabrak seorang gadis, dan gadis itu ternyata adalah Kanaya).

Kanaya: Eh, kamu itu kalau jalan liat-liat napa sih...! Gak punya mata yah...
Dan si restu hanya bengong melihat Kanaya lagi marah pada dirinya.
Kanaya: Hei kak... Kok jadi bengong sih?! Memang ada yang lucu ya?
Ahmad: O...,sorry yah aku gak sengaja, soalnya aku tadi buru-buru mau ke toilet. Maaf yah..., maaf....
Kanaya: Makanya kalau jalan liat-liat dong. Jangan ngelamun terus entar kesambet setan lo.. kak. Ya sudah saya maafkan.
Kanaya: Eh, ngomong-ngomong, kamu itu anak mana sih?! Kok aku baru sekarang liat kamu di sekolah?
Kanaya: Oh..., aku anak baru kak di sini pindahan dari SMAN Bumi Ayu.
Ahmad: Oh kamu anak baru yah di sini kenalin aku Ahmad, anak XII bahasa, kamu masuk di kelas mana?
Kanaya: Oh..., aku masuk di kelas X Ips. Kak maaf yah tadi marah-marah abis kakak sih pake acara nabrak-nabrak segala. Sorry yah kak?
Ahmad: Yah gak papa. Oh ya nama kamu siapa?
Kanaya: Namaku Kanaya.
Ahmad: Nama yang cantik, sama dengan orangnya cantik juga...
Kanaya: Yeah..., kalau bikin buat orang GR kakak pinter... Biasa aja, dah kak gak usah berlebihan.
Ahmad: Kalau emang kenyataanya cantik gimana?
Kanaya: Aduh..., kok jadi panjang gombalnya. Kak, cukup yah soalnya Kanaya mau masuk kelas gak enak kalau dilihat anak-anak yang lain.
Ahmad: Ya sudah..GOOD LUCK yah...
Kanaya: Assalamu 'alaikum.
Ahmad: Wa 'alaikumussalam.

Dan mereka masuk ke dalam kelas masing-masing hingga bel pulang berdering menandakan KBM telah selesai.

Ahmad: (tersenyum sendiri dalam kamarnya)
Di dalam hati Ahmad mengatakan, “Seandainya aku bisa punya pacar seperti Kanaya, alangkah indahnya dunia ini”
Di balik semua itu ternyata ada dua pasang mata yang
sedang mengintip..

Ardi: Eh zan, Ahmad kenapa yah dari kemarin- kemarinnya dia jarang makan dan hanya tersenyum sediri dan ngelamun?
Fauzan: Mungkin dia kerasukan jin kali atau belajar Acting teater?
Ardi: Hah?! Zaman sekarang masih percaya yang begituan. Enggaklah, mungkin dia lagi jatuh cinta kali. Masak sih orang teater bisa jatuh cinta?
Fauzan: Ya iyalah, kan wong teater juga manusia. Biar gak penasaran kita tanyakan nyoook!
Ardi: Duar...! Ayo kenapa ini kok ngelamun sendirian sambil senyun-senyum?
Ahmad: Ah..., kamu ini kaget-kagetin aku aja. Gak ada apa-apa kok.
Fauzan: Masak sih?!
Ahmad: Iya, gak ada apa-apa.
Ardi: Tapi kenapa kamu tersenyum sendirian? Lagi jatuh cinta yah?
Ahmad: Kamu inI, kalau disuruh neliti orang, pinter... Kalau emang iya kenapa ayo?
Fauzan: Ya gak papa, tapi raja teater sekolah kita ini jatuh cinta sama siapa ya, di?
Ardi: Sama siapa yah...?
Ahmad : Eh..., kok jadi wawancara nih...?
Fauzan: Ahmad, cerita kenapa sih ma kami. Barangkali kami bisa bantu kamu?
Ahmad: Tapi janji yah jangan gosipin aku, soalnya aku paling anti ma gossip apalagi kalau sampai kedengeran Sarah si Ratu Gosip sekolah kita itu...
Fauzan dan Ardi: Yah!! Kita janji gak akan gosipin kamu di sekolah. Emang cewek yang kamu cintai itu siapa sih...?
Ahmad: Dia itu anak baru sekolah kita itu loh... Si Kanaya itu...
Fauzan: Oh..., anak pindahan itu...
Ahmad: Yah betul, tapi aku malu untuk ngungkapin perasaan ini?
Ardi: Malu..., masak sih anak teater yang sudah jadi juara nasional ini malu. Memang kamu bisa malu juga yah tu... (Ardi dan Fauzan tertawa)
Ahmad: Yah di panggung itu gampang friend, tapi kalu masalah hati ke hati itu buat aku sangat berat rasanya. Berraattt banget.
Fauzan: Ya sudah aku doain aja yah... Semoga sukses.

Dan di ketika malam hari di dalam kamar terdapat 7 anak, ada yang lagi copy paste tugas PR temannya, juga ada yang lagi baca komik.

Ardi: Hei teman-teman, semua pada tau gak neh ada berita baru.
Najib: Berita baru apa?
Fauzan :Si Raja teater sekolah kita lagi jatuh hati tuh...
Tedy: Wah ama siapa tuh?
Fauzan: Denger-denger sih, ama anak baru.
Najib: Anak baru siapa?
Ardi: Kanaya itu loh.
Najib: Apa?! Kanaya?! (Wajah Najib berubah jadi marah)
Najib: Eh..., kamu itu gak tau terima kasih yah... Udah aku baik-baikin jadi teman eh malah mau ngambil orang yang aku sukai.
Ahmad: Loh, emang kamu apanya dia kok jadi sewot begitu?!
Najib: Memang aku bukan siapa-siapanya dia, tapi aku lebih dulu PDKT ama tuh anak... Enak aja kamu ini.
Ahmad: Terus mau kamu apa? Mau berantem, hem?! (dengan nada tinggi sambil menunjuk-nunjuk wajah Najib)

Tanpa banyak bicara Najib telah menerkam pipi Ahmad dan begitu juga sebaliknya. Tapi perkelahian itu dapat dihentikan oleh teman-temannya dengan dipisahkan.

Tedy: Loh, ini kok jadi bertengkar sih...gara-gara perempuan kalian jadi gelap mata. Gila apa...perempuan itu banyak jangan jadi orang bodoh dengan bertengkar kalian ini udah kelas XII seharusnya bisa belajar dewasa. Ya sudah ayo berdamai. Dan lupakanlah perempuan itu, sekarang yang harus kalian ingat adalah belajar dan belajar, agar kalian lulus ujian nantinya.

Ahmad dan Najib akhirnya berdamai serta bersahabat kembali.
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar